Anak Desa

Desa di kaki gunung Pandan itu baru saja disapa hujan badai di akhir Mei 1978, ketika konon aku dilahirkan, sehingga aku diberi nama Bayu yang dalam bahasa Jawa, kurang lebih bermakna Angin. Seperti anak desa pada umumnya, aku dibesarkan di keluarga sangat sederhana, bertemankan kehidupan persawahan. Bapak Yadi, yang seorang pegawai negeri di kecamatan di Pilangkenceng dan Ibu Sumiyati, yang seorang ibu rumah tangga, membesarkanku dalam kebersahajaan dan kedisiplinan. Nilai-nilai dari beliaulah yang hingga ini mewarnai kehidupanku.

Pertengahan 1983, di suatu pagi yang masih berkabut, Bapak mengantarkanku dengan sepeda tuanya ke suatu bangunan yang dihiasi aneka warna dan ayunan kayu di dekat pintu depannya. Kelak, bangunan ini kukenali sebagai gedung TK Dharma Wanita, satu-satunya TK di Kenongorejo, suatu desa yang membesarkan masa kecilku. Masih teringat cukup jelas Bu Titis dan Bu Mus lah yang mengenalkanku dengan abjad, dan yang kusukai, ketika akan pulang sekolah, bu guru selalu memberikan pertanyaan, bagi murid yang bisa menjawab maka diperbolehkan pulang lebih dahulu sambil menerima permen di tangan. Setahun kemudian, kurang lebih 1 kilometer dari rumah kecil keluarga, di sudut pertigaan jalan Pacarcino, hampir 6 tahun, setiap pagi kulangkahkan kaki mungilku menyisiri jalanan menuju SDN Kenongorejo 1 yang terletak di pinggir jalan utama di kecamatanku. Betapa riang, setiap pagi sambil bercengkrama bersama teman, pergi dan puang dari sekolah, kemudian menghabiskan waktu bermain petak umpet, layang-layang, gobak sodor, berlarian di pematang sawah, ataupun mengincar buah jambu, mangga dan kedondong di kebun orang.

Masa di sekolah dasar yang cukup indah diingat adalah ketika kelas 4, saat untuk pertama kalinya aku bersama teman-teman Pramuka berkemah 1 minggu di Kresek kurang lebih 50 kilometer dari sekolah dasarku. Di bulan Juni 1988 ini lah, aku berlatih mandiri bersama teman-teman menjelajah hutan, menanak nasi meski kadang tidak matang, mengenal morse dan semaphore, mendirikan tenda dan manyanyi lagu disini senang di sana senang. Bapak dan Ibu guru yang membimbingku diantaranya Bu Kamti, Bu Srihana, Pak Sarjono, Pak Sarbini, Pak Yatimin, Bu Dumilah, Bu Mariyatin dan Pak Zaenuri. Beliau-beliau inilah yang mengenalkanku pada pengetahuan lebih lanjut di sekolah dasar. September 1989, untuk pertama kalinya kujejakkan kakiku di ibukota provinsiku, Surabaya. Bersama kawanku Arik dan Didit, alhamdulilah timku bertiga merebut juara 3 lomba cerdas tangkas P4 tingkat provinsi Jawa Timur. Setahun kemudian ijasah SD dapat kuraih dan ditandatangani pak Marsam, beliau saat itu kepala sekolah dan hingga kini masih bisa aku temui ketika aku pulang ke kampung halaman.

3 thoughts on “Anak Desa

  1. Berharap mas Bayu masih bisa mengingat saya. Adik kelas 2 tahun. Sama-sama alumni TK Dharma Wanita Kenongorejo, SDN Kenongorejo 1, SMPN 2 Pilangkenceng dan SMAN 1 Caruban (walapun kemudian menjadi SMU 1 Mejayan).

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*

You may use these HTML tags and attributes: <a href="" title=""> <abbr title=""> <acronym title=""> <b> <blockquote cite=""> <cite> <code> <del datetime=""> <em> <i> <q cite=""> <strike> <strong>