Belum sempat aku tekan tombol kameraku untuk kedua kalinya, dua petugas berkafiyah putih itu merangsek ke dekatku, mereka yang kemudian kutahu adalah petugas keamanan bandara internasional Dubai memintaku segera menghapus file di kameraku, dan sempat bertanya tentang tujuanku dan mengapa memotret suasana bandara. Niat hanya sekedar mendokumentasikan kedatanganku di kota pusat perdagangan Timur Tengah akhirnya harus kuurungkan. Tensi politik yang sedang hangat di bulan Maret 2011 di kawasan Libya, Mesir dan merembet ke Suriah, Yaman dan dimulai dari tumbangnya rezim Ben Ali di Tunisia, cukup kumaklumi.
Park Hyatt hotel terletak di tepi kawasan Creek yang dihubungkan Al Maktoum bridge. Dipenuhi tetanaman nan rimbun, kawasan ini seakan terlupakan kalau terletak di kawasan Arab yang sering dikesankan hanya kawasan padang pasir sulit air. Konferensi 1st Global Islamic Marketing Conference yang digagas Emerald Publishing dan Uni Arab Emirates University, tak salah memilih tempat di sini. Setelah mempresentasikan paperku di hari kedua, berbekal selembar tiket langganan kereta cepat yang menghubungkan bandara internasional dengan kawasan industri di Jebel Ali industrial park, kulangkahkan kakiku menuju stasiun MRT terdekat dari Jormand hotel tempatku menginap.
Dubai, tak salah kalau mengklaim dirinya sebagai kota masa depan, fasilitas umum dan taman kota terpelihara dengan baik, disela-sela gedung pencakar langit yang menjejali. Mall of Dubai dimana akuarium terbesar di dunia sangat menarik para pengunjung selain hotel bintang tujuh di Burj Al Arab, dan kawasan eksklusif pulau buatan di tepi pantai yaitu Palm Jumeirah, Palm Jebel Ali dan Palm Deira. Yang tidak boleh ketinggalan, tentu saja, gedung yang sementara ini tertinggi di dunia, Burj Al Khalifa, yang untuk naik keatasnya harus merogoh kocek kurang lebih 300 dirham atau kalau mau hemat harus reservasi seminggu sebelumnya. Di sudut bangunan pencakar langit ini, sejenak ku tertegun akan wajah lain dari negeri muslim di kawasan yang selama ini dicitrakan kering dan kurang sentuhan modernitas.