Salju tipis menyambut mendaratnya Garuda di bandara Schipol di akhir pecan terakhir di Januari 2013. Setelah membeli tiket kereta NS, kunikmati kabin kereta yang nyaman plus fasilitas wifi. Setelah oper kereta di Amersfort, maka 3 jam kemudian dari Amsterdam, tiba lah aku di Enschede. Kota ini unik, terletak diujung timur Belanda, berbatasan langsung dengan Jerman. Sepelemparan batu dari stasiun, terletak Saxion university of applied technology, kompleks bangunan yang didominasi warna krem dan coklat, tempat aku menjadi visiting lecturer di Master of International Marketing dalam international week 2013 bersama 8 profesor dari berbagai negara.
Tepat di samping kiri Saxion university, aku tinggal di bangunan 2 lantai bekas stasiun lama, yang telah direnovasi dan disulap menjadi hotel yang ciamik ‘Rodenbach’ namanya. Marlose Goesen, gadis ceria yang beribu perempuan semarang, selaku international officer dan lecturer dengan kreatif membungkus international week menjadi menarik. Mahasiswa berlomba-lomba mendapatkan stempel kehadiran di berbagai kelas yang diampu dosen tamu. Tak berkecil hati, topikku tentang ‘marketing experience from emerging country’ cukup disesaki mahasiswa dan rekanku Prof Thilo dari Jerman. Tak lupa dalam workshop kuberikan game berupa ular tangga beserta hadiah dolanan tradisional dari Yogyakarta.
Sepekan mengajar di Saxion university, makin membuka wawasanku dan kesempatan memperluas jejaring dengan berbagai ahli di bidangnya. Jumat bagi di awal februari 2013, dengan kembali menumpang kereta, aku menjejakkan lagi ke Amsterdam. Menginap di Ibis hotel, di samping stasiun yang meriah di akhir pekan. Suasana dam square masih seperti setahun lalu ketika aku berkunjung. Dalam derasnya hujan di tepi jalan Damrak, restoran Java yang menyediakan masakan Indonesia dan China, menjadi tempat yang tepat menikmati sate dan nasi putih khas tanah air.